IGBT
Insulated-Gate Bipolar Transistor
Insulated-Gate Bipolar Transistor
LATAR BELAKANG
Pada
tahun-tahun yang lalu, gelanggang piranti penyakelar daya (switching device)
memang didominasi oleh transistor, juga SCR yang sulit untuk dimatikan serta
bekerja relatif lambat. Kondisi ini mendorong para perancang di berbagai
laboratorium pembuatan piranti semikonduktor seperti di Motorola, IR, APT,
IXYS, Siemens, Samsung dan lainnya saling berlomba untuk menemukan piranti
penyakelar yang memiliki kemampuan lebih baik, Sebagai hasilnya,munculah
piranti IGBT, IGBT memang telah muncul sebagai pesaing
bagi Power MOSFET konvensional yang beroperasi pada tegangan tinggi dan rugi
konduksi yang rendah. Berbagai usaha telah dilakukan dalam tahun-tahun terakhir ini untuk
dapat membuat penyakelar IGBT dapat bekerja seperti halnya MOSFET, sembari
mendapatkan kemampuan yang setara dengan transistor daya bipolar, baik yang
bekerja pada tegangan menengah maupun tegangan tinggi. Para pembuat IGBT memang sedang berusaha untuk membuat piranti
elektronik ini menjadi pilihan alternatif yang menarik untuk rentang yang luas
di bidang elektronika daya, tempat yang semula didominasi oleh power MOSFET dan
transistor bipolar. Dampaknya, kita dihadapkan pada suatu pilihan yang perlu lebih cermat
dalam mempertimbangkan beberapa kriteria, saat memilih mana dari kedua piranti
elektronik tersebut yang akan dipergunakan. Sebab, seri-seri baru kini terus
bermunculan di pasaran, beserta masing-masing keunggulannya.
DEFINISI
IGBT (Insulated-Gate Bipolar Transistor)
adalah piranti semikonduktor dengan tiga terminal yang setara dengan gabungan
sebuah transistor bipolar (BJT) dan sebuah transistor efek medan (MOSFET) yang
tercatat untuk efisiensi tinggi dan cepat berpindah. Karena dirancang untuk
cepat menghidupkan dan mematikan, IGBT sering digunakan dengan menyatukan
kompleks waveforms pulse modulasi lebar dan low-pass filters.
KARAKTERISTIK IGBT
Sesuai dengan namanya, divais baru ini
merupakan divais yang menggabungkan struktur dan sifat-sifat dari kedua jenis
transistor tersebut di atas, BJT dan MOSFET. Dengan kata lain, IGBT mempunyai
sifat kerja yang menggabungkan keunggulan sifat-sifat kedua jenis transistor
tersebut.
Terminal gate dari IGBT, sebagai terminal
kendali juga mempunyai struktur bahan penyekat (insulator) sebagaimana pada
MOSFET. Input dari IGBT adalah terminal Gate
dari MOSFET, sedang terminal Source dari MOSFET terhubung ke terminal Basis
dari BJT (PNP). Dengan demikian, arus drain keluar dan dari MOSFET akan menjadi
arus basis dari BJT (PNP). Karena besarnya tahanan masuk dari MOSFET, maka
terminal input IGBT hanya akan menarik arus yang kecil dari sumber. Di pihak
lain, arus drain sebagai arus keluaran dari MOSFET akan cukup besar untuk
membuat BJT mencapai keadaan saturasi. Dengan gabungan sifat kedua elemen tersebut,
IGBT mempunyai perilaku yang cukup ideal sebagai sebuah saklar elektronik.
Di satu pihak IGBT tidak terlalu membebani
sumber, di pihak lain mampu menghasilkan arus yang besar bagi beban listrik
yang dikendalikannya. Terminal masukan IGBT mempunyai nilai
impedansi yang sangat tinggi, sehingga tidak membebani rangkaian pengendalinya
yang umumnya terdiri dari rangkaian logika. Ini akan menyederhanakan rancangan
rangkaian pengendali (controller) dan penggerak (driver) dari
IGBT.
Di samping itu, kecepatan pensaklaran IGBT juga lebih
tinggi dibandingkan divais BJT, meskipun lebih rendah dari divais MOSFET yang
setara. Di lain pihak, terminal keluaran IGBT mempunyai sifat yang menyerupai
terminal keluaran (kolektor-emitter) BJT. Dengan kata lain, pada saat keadaan
menghantar, nilai tahanan menghantar (Ron) dari IGBT sangat
kecil, menyerupai Ron pada BJT.
Dengan demikian bila
tegangan jatuh serta lesapan dayanya pada saat keadaan menghantar juga kecil.
Dengan sifat-sifat seperti
ini, IGBT akan sesuai untuk dioperasikan pada arus yang besar, hingga ratusan
Ampere, tanpa terjadi kerugian daya yang cukup berarti. IGBT sesuai untuk
aplikasi pada perangkat inverter maupun Kendali Motor Listrik (Drive).
SIFAT-SIFAT
IGBT
Komponen utama di dalam aplikasi elekronika daya
(power electronics) dewasa ini adalah saklar zat padat (solid-state switches)
yang diwujudkan dengan peralatan semikonduktor seperti transistor bipolar
(BJT),transistor efek medan (MOSFET), maupun Thyristor. Sebuah saklar ideal di
dalam aplikasi elektronika daya akan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1.pada saat keadaan tidak menghantar (off), saklar
mempunyai tahanan yang besar sekali, mendekati nilai tak berhingga. Dengan kata
lain, nilai arus bocor struktur saklar sangat kecil
2.Sebaliknya, pada saat keadaan menghantar (on),
saklar mempunyai tahanan menghantar (Ron) yang sekecil
mungkin. Ini akan membuat nilai tegangan jatuh (voltage drop) keadaan
menghantar juga sekecil mungkin, demikian pula dengan besarnya daya lesapan (power
dissipation) yang terjadi, dan (kecepatan pensaklaran (switching speed)
yang tinggi.
Sifat nomor (1) umumnya dapat dipenuhi dengan baik
oleh semua jenis peralatan semikonduktor yang disebutkan di atas, karena
peralatan semikonduktor komersial pada umumnya mempunyai nilai arus bocor yang
sangat kecil. Untuk sifat nomor (2), BJT lebih unggul dari MOSFET, karena
tegangan jatuh pada terminal kolektor-emitter, VCE pada keadaan menghantar (on)
dapat dibuat sekecil mungkin dengan membuat transitor BJT berada dalam keadaan
jenuh (saturasi).
Sebaliknya, untuk unsur kinerja nomor (3) yaitu
kecepatan switching, MOSFET lebih unggul dari BJT, karena sebagai divais yang
bekerja berdasarkan aliran pembawa muatan mayoritas (majority carrier),
pada MOSFET tidak dijumpai aruh penyimpanan pembawa muatan minoritas pada saat
proses pensaklaran, yang cenderung memperlamnat proses pensaklaran tersebut.
RUMUS-RUMUS IGBT
Total Daya Disipasi (Daya maksimal yang dapat device tahan)
Arus Pada Colector
Keterangan
P = Daya Disipasi Ic
= Arus Colector
Tj =
Temperatur Junction Vce = Beda potensial Colector - Emiter
PERBANDINGAN UMUM ANTARA KINERJA BJT, MOSFET DAN IGBT
Tabel 1. Perbandingan tiga piranti penyakelar daya untuk
kemampuan (rating) yang setara
Karakteristik
|
MOSFET
|
IGBT
|
Bipolar
|
Kemampuan arus (A)
|
20
|
20
|
20
|
Kemampuan tegangan (V)
|
500
|
600
|
500
|
Ron (ohm)
Pada 25º C |
0,2
|
0,24
|
0,18
|
Ron (ohm)
Pada 150º C |
0,6
|
0,23
|
0,24
|
Waktu turun (nanodetik)
|
40
|
200
|
200
|
Dua fakta yang bersumber pada Tabel 1 tersebut adalah
bahwa; pertama, transistor bipolar sangat lebih lambat daripada MOSFET. Secara
prinsip, hal ini disebabkan oleh waktu gulir mati (turn-off) piranti
bipolar yang lebih panjang. Kedua adalah resistansi saat kondisi menyambung (on-state)
piranti bipolar yang relatif tak bergantung (bersifat invarian) terhadap
temperatur, dibandingkan dengan adanya nilai koefisien temperatur yang tinggi
pada MOSFET. Informasi koefisien temperatur ini merupakan pertimbangan penting
dalam perencanaan batas aman thermal pada sistem-sistem yang berdaya tinggi. Tabel
2 menyatakan perbandingan yang lebih umum mengenai karakteristik
penyakelarannya. Disebabkan
oleh struktur masukan gate-nya, MOSFET dan IGBT merupakan piranti elektronik
yang dikemudikan oleh tegangan, dengan kebutuhan akan daya pengemudi yang
relatif kecil saja. Sementara itu, pada transistor bipolar yang sifatnya
dikemudikan oleh arus (arus keluaran dibagi oleh hFE), ia memerlukan
pengemudi dengan daya yang relatif lebih besar. Dalam hal kapasitansi masukan,
untuk MOSFET dan IGBT, bergantung pada ratingnya (kemampuan arusnya).
Kapasitansi ini dapat menjadi demikian besar, sehingga rangkaian pengemudinya
dituntut memiliki kemampuan untuk mengisi dan membuang dengan cepat muatan
kapasitansi yang besar ini.
Perbandingan karakteristik piranti penyakelar daya
Karakteristik
|
MOSFET
|
IGBT
|
Bipolar
|
Tipe pengemudi
|
Tegangan
|
Tegangan
|
Arus
|
Daya pengemudi
|
minimum
|
Minimum
|
Besar
|
Tingkat kerumitan pengemudi
|
Sederhana
|
Sederhana
|
Cukupan atau sedang
|
Kemampuan arus pada nilai
tegangan drop di ujung-ujung terminal piranti
|
Tinggi pada teg. rendah; rendah pada teg. tinggi
|
Sangat tinggi (terpengaruh oleh kecepatan
penyakelaran)
|
Cukupan (sangat terpengaruh oleh kecepatan
penyakelaran
|
Rugi penyakelaran
|
Sangat rendah
|
Rendah sampai sedang
(dipengaruhi oleh rugi konduksi)
|
Sedang sampai tinggi
(dipengaruhi oleh rugi konduksi)
|
IGBT tampaknya memang menawarkan rating kemampuan arus
yang lebih baik. Namun demikian, kekurangan dan kelebihan masing-masing piranti
yang tercantum pada Tabel 2 tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk
memilih salah satu di antara ketiganya. Untuk mempertahankan nilai resistansi
yang tetap rendah, pembuat IGBT membuat kemampuan arus yang lebih rendah untuk
tipe yang lebih cepat. Sebagai
contoh, Perusahaan International Rectifier (IR) di pasaran menawarkan
tiga tipe IGBT; yakni tipe standar, cepat dan ultra cepat. IR mendeskripsikan
kemampuan arus dengan perbandingan terbalik terhadap kecepatan penyakelarannya.
Sementara itu VCE saturasinya naik berturut-turut untuk
masing-masing tipe tersebut menjadi; 1,3 1,5, dan 1,9 volt. Parameter
terakhir dalam Tabel 2 tersebut adalah rugi penyakelaran (switching losses)
, yang mencerminkan kecepatan penyakelaran dari ketiga piranti elektronik
tersebut. Untuk MOSFET, baik
transisi saat menyambung (turn-on) dan memutus (turn-off) sangat
cepat. Sedang untuk IGBT, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa ada perimbangan
dalam hal kecepatan penyakelaran versus kemampuan arus; jenis yang lebih cepat
akan mengalami rugi konduksi yang lebih tinggi. Waktu penyakelaran pada IGBT
sebagian besar didominasi oleh waktu saat menyambung, sehingga secara garis
besar membatasi penggunaannya dalam sistem yang beroperasi pada laju
penyakelaran yang lebih rendah daripada 100 kHz.
PERKEMBANGAN
FABRIKASI SAKLAR DAYA
Kini pasar dunia piranti semikonduktor telah melihat
beberapa versi IGBT yang telah diperbaiki untuk aplikasi tertentu. IGBT
tradisional memang berbasis pada teknik punchthrough yang memiliki
rugi-rugi penyakelaran yang tinggi, dan menghasilkan kecepatan yang lebih
rendah. Selain itu tegangan kerjanya yang paling tinggi cuma masuk kategori
kelas menengah. Kondisi ini akan menjadi lebih buruk jika tegangan dadalnya
dinaikkan. Masalahnya adalah waktu hidup elektron-elektron dan hole-hole dalam
daerah aliran muatan (drift) pada IGBT menyebabkan rugi penyakelaran
yang tinggi maupun arus bocor. Beberapa pabrik telah menerapkan iradiasi
elektron dosis tinggi untuk meningkatkan pembunuhan waktu hidup pembawa muatan
sembari meminimumkan ekor arus dan rugi energi penyakelaran. Sementara, pabrik
lain mengadopsi metode non-punchthrough untuk menjangkau kecepatan yang
lebih tinggi dan nilai tegangan kolektor-emitor saat menyambung (VCE(sat))
yang lebih rendah. Namun demikian efisiensi masih merupakan suatu masalah.
Beberapa usaha sedang dilakukan untuk mengurangi rugi penyakelaran pada IGBT
non-punchtrough.
0 komentar